Para Penggila Game of Thrones

by - September 21, 2017

Credit: Game of Thrones Indonesia
“Valar morghulis”. Kalimat itu pasti tak asing di telinga para penggemar serial televisi asal Amerika Serikat, Game of Thrones (GoT). Kalimat dalam bahasa dunia GoT atau Valyrian itu dapat diartikan bahwa semua manusia pasti mati. Kalimat itu lah yang menginspirasi nama dari salah satu komunitas penggemar GoT di Indonesia, Valar Morgeulis. Kata “morghulis” sengaja diplesetkan menjadi “morgeulis” karena seluruh anggota komunitas ini perempuan.

Salah satu anggota Valar Morgeulis, Laila Achmad, menolak menyebut diri sebagai komunitas. Menurut wanita berusia 33 tahun ini, Valar Morgeulis lebih tepat disebut sebagai geng penggila GoT. Awalnya, kelompok ini hanya berisikan empat wanita. Saat ini, Valar Morgeulis telah beranggotakan tujuh orang perempuan. “Kami memang satu lingkungan pergaulan. Tapi ada juga yang tadinya tidak kenal sama sekali,” ujarnya.

Laila berkisah, terbentuknya Valar Morgeulis berawal dari dibuatnya grup percakapan di Whatsapp. Tujuannya  untuk mendiskusikan episode-episode terbaru GoT. “Di Indonesia, GoT diputar setiap Senin pagi. Selesai nonton, langsung kami bahas rame-rame,” tutur Laila. Dia menambahkan, “Kalau excited sendiri kan tidak enak, inginnya bahas bareng teman yang suka. Kebetulan, satu geng kami ini satu frekuensi.”

Menurut Laila, nama Valar Morgeulis tidak langsung mereka pakai saat pertama kali terbentuk. Nama tersebut mulai digunakan saat geng ini mengadakan nonton bareng (nobar) untuk pertama kalinya, yakni GoT Season 5 pada 2015 lalu. Saat itu, nama Valar Morgeulis dipakai sebagai mereka. “Yang datang memang cuma sedikit, sekitar 25 orang. Tapi itu membuat kita dikenal banyak orang,” ujar Laila.

Puncaknya, saat Valar Morgeulis mengadakan nobar GoT Season 7 Episode 7 Finale pada 28 Agustus 2017, penonton membludak. Digelar di Institut Francais d’Indonesie (IFI), pendaftar nobar mencapai lebih dari 200 orang. Padahal, kapasitasnya hanya 180 kursi. “Akhirnya banyak yang kami tolak,” ujar Laila. Namun, dia puas dengan acara itu. “Aku percaya diri bahwa nobar kami ini adalah nobar terbesar dibanding komunitas lain dan paling ramai,” katanya.

Rencananya, untuk GoT Season 8 atau musim pamungkas dari serial ini, Valar Morgeulis akan kembali membuat nobar. Laila ingin nobar untuk musim terakhir GoT pada 2019 nanti lebih besar dari tahun ini. “Menurut kami harus koalisi. Jadi semua komunitas bikin satu saja tapi besar,” ujarnya. Bahkan, Laila bermimpi nobar itu bisa digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno. “Karena kantong fans GoT banyak dan besar-besar.”

Untuk mengisi jeda dua tahun sebelum musim terakhir GoT diluncurkan, Valar Morgeulis berencana membuat acara selain nobar. Salah satu idenya membuat acara bagi penggemar GoT yang tidak mengikuti serial ini sejak awal. Diskusi itu akan diisi dengan materi yang merangkum serial GoT dari musim pertama hingga terakhir. “Aku juga ingin membuat konser di mana sebuah orkestra membawakan lagu-lagu di GoT,” tutur Laila.

Selain itu, Laila ingin membuat diskusi mengenai prediksi cerita GoT Season 8. Memang, para fans GoT kerap membuat teori sendiri tentang apa yang akan terjadi dalam episode baru. Hal itu menjadi tantangan tersendiri karena GoT memiliki jalan cerita yang susah ditebak. “Yang baik bisa mati, yang jahat bisa menang. Tidak ada tokoh yang benar-benar baik atau benar-benar jahat di GoT,” katanya.

Menurut Laila, hal itu pula lah yang membuat penggemar GoT sedemikian banyak. Kisah dalam GoT begitu kuat dan sesuai dengan kehidupan nyata. “Saking nyatanya, aku sampai bisa menghubungkan, tokoh Daenerys itu Jokowi banget, tokoh ini Fahri Hamzah banget, atau tokoh ini Setya Novanto banget. Aku juga sering ngebatin, ‘Langkah-langkahnya tuh kok sama banget ya sama langkah-langkah yang aku baca di koran’,” ujarnya.

Laila yakin serial GoT Season 8 tidak akan menjadi yang terakhir. Setelah season 8 berakhir, GoT akan kembali muncul dengan serial baru yang mengangkat sisi lain GoT. “Aku dengar rumor akan ada film yang masih terkait,” ujarnya. Karena itu pula, Valar Morgeulis tidak akan bubar walaupun GoT usai. “Kami sudah terlanjur akrab,” katanya. Ia pun tak menutup kemungkinan akan adanya anggota baru dalam Valar Morgeulis. “Kami sangat terbuka.”

Komunitas GoT lainnya, Game of Thrones Indonesia, sepakat bahwa jalan cerita GoT merupakan kekuatan utama serial yang diadaptasi dari novel A Song of Ice and Fire tersebut. Menurut Ismanto Hadi, ketua dari komunitas ini, kisah dalam GoT tak hanya sekedar cerita mengenai kerajaan. “Ternyata lebih dalam dari itu. Ada politiknya, ada moralnya, dan kita tidak bisa suka hanya pada satu karakter,” ujar Hadi.

Hal itu lah yang menurut Hadi membuat GoT disukai oleh banyak orang. Hadi bercerita, saat pertama kali menonton serial ini, dia langsung tertarik dan secara maraton menonton dari musim pertama hingga keenam. “Saya memang baru menonton GoT saat serial ini memasuki season 6. Setelah itu, ada teman yang menawarkan untuk membuat nobar selama satu season. Ya sudah, sekalian dibikin komunitasnya,” katanya.


Hadi mengatakan keanggotaan komunitas ini tidak mengikat. “Yang penting datang saja kalau ada acara,” ujar pria berusia 37 tahun itu. Saat ini, akun media sosial Game of Thrones Indonesia di Instagram telah diikuti lebih dari 500 orang. Namun, anggota yang aktif sekitar sepuluh orang. Kesepuluh anggota itu lah yang kerap menjadi panitia ketika komunitas ini menggelar nobar. “Setiap bulan kami selalu bikin nobar saat episode baru GoT keluar,” ujar Hadi.***

Artikel ini dimuat di Koran Tempo Akhir Pekan 16-17 September 2017

You May Also Like

0 comments