Credit: Game of Thrones Indonesia |
“Valar morghulis”. Kalimat itu pasti tak asing di telinga
para penggemar serial televisi asal Amerika Serikat, Game of Thrones (GoT).
Kalimat dalam bahasa dunia GoT atau Valyrian itu dapat diartikan bahwa semua
manusia pasti mati. Kalimat itu lah yang menginspirasi nama dari salah satu
komunitas penggemar GoT di Indonesia, Valar Morgeulis. Kata “morghulis” sengaja
diplesetkan menjadi “morgeulis” karena seluruh anggota komunitas ini perempuan.
Salah satu anggota Valar Morgeulis, Laila Achmad, menolak
menyebut diri sebagai komunitas. Menurut wanita berusia 33 tahun ini, Valar
Morgeulis lebih tepat disebut sebagai geng penggila GoT. Awalnya, kelompok ini
hanya berisikan empat wanita. Saat ini, Valar Morgeulis telah beranggotakan
tujuh orang perempuan. “Kami memang satu lingkungan pergaulan. Tapi ada juga
yang tadinya tidak kenal sama sekali,” ujarnya.
Laila berkisah, terbentuknya Valar Morgeulis berawal dari
dibuatnya grup percakapan di Whatsapp. Tujuannya untuk mendiskusikan episode-episode terbaru
GoT. “Di Indonesia, GoT diputar setiap Senin pagi. Selesai nonton, langsung
kami bahas rame-rame,” tutur Laila. Dia menambahkan, “Kalau excited sendiri kan
tidak enak, inginnya bahas bareng teman yang suka. Kebetulan, satu geng kami
ini satu frekuensi.”
Menurut Laila, nama Valar Morgeulis tidak langsung mereka
pakai saat pertama kali terbentuk. Nama tersebut mulai digunakan saat geng ini
mengadakan nonton bareng (nobar) untuk pertama kalinya, yakni GoT Season 5 pada
2015 lalu. Saat itu, nama Valar Morgeulis dipakai sebagai mereka. “Yang datang
memang cuma sedikit, sekitar 25 orang. Tapi itu membuat kita dikenal banyak
orang,” ujar Laila.
Puncaknya, saat Valar Morgeulis mengadakan nobar GoT Season
7 Episode 7 Finale pada 28 Agustus 2017, penonton membludak. Digelar di
Institut Francais d’Indonesie (IFI), pendaftar nobar mencapai lebih dari 200
orang. Padahal, kapasitasnya hanya 180 kursi. “Akhirnya banyak yang kami tolak,”
ujar Laila. Namun, dia puas dengan acara itu. “Aku percaya diri bahwa nobar
kami ini adalah nobar terbesar dibanding komunitas lain dan paling ramai,”
katanya.
Rencananya, untuk GoT Season 8 atau musim pamungkas dari
serial ini, Valar Morgeulis akan kembali membuat nobar. Laila ingin nobar untuk
musim terakhir GoT pada 2019 nanti lebih besar dari tahun ini. “Menurut kami harus
koalisi. Jadi semua komunitas bikin satu saja tapi besar,” ujarnya. Bahkan,
Laila bermimpi nobar itu bisa digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
“Karena kantong fans GoT banyak dan besar-besar.”
Untuk mengisi jeda dua tahun sebelum musim terakhir GoT
diluncurkan, Valar Morgeulis berencana membuat acara selain nobar. Salah satu
idenya membuat acara bagi penggemar GoT yang tidak mengikuti serial ini sejak
awal. Diskusi itu akan diisi dengan materi yang merangkum serial GoT dari musim
pertama hingga terakhir. “Aku juga ingin membuat konser di mana sebuah orkestra
membawakan lagu-lagu di GoT,” tutur Laila.
Selain itu, Laila ingin membuat diskusi mengenai prediksi
cerita GoT Season 8. Memang, para fans GoT kerap membuat teori sendiri tentang
apa yang akan terjadi dalam episode baru. Hal itu menjadi tantangan tersendiri
karena GoT memiliki jalan cerita yang susah ditebak. “Yang baik bisa mati, yang
jahat bisa menang. Tidak ada tokoh yang benar-benar baik atau benar-benar jahat
di GoT,” katanya.
Menurut Laila, hal itu pula lah yang membuat penggemar GoT sedemikian
banyak. Kisah dalam GoT begitu kuat dan sesuai dengan kehidupan nyata. “Saking
nyatanya, aku sampai bisa menghubungkan, tokoh Daenerys itu Jokowi banget,
tokoh ini Fahri Hamzah banget, atau tokoh ini Setya Novanto banget. Aku juga
sering ngebatin, ‘Langkah-langkahnya tuh kok sama banget ya sama
langkah-langkah yang aku baca di koran’,” ujarnya.
Laila yakin serial GoT Season 8 tidak akan menjadi yang
terakhir. Setelah season 8 berakhir, GoT akan kembali muncul dengan serial baru
yang mengangkat sisi lain GoT. “Aku dengar rumor akan ada film yang masih
terkait,” ujarnya. Karena itu pula, Valar Morgeulis tidak akan bubar walaupun
GoT usai. “Kami sudah terlanjur akrab,” katanya. Ia pun tak menutup kemungkinan
akan adanya anggota baru dalam Valar Morgeulis. “Kami sangat terbuka.”
Komunitas GoT lainnya, Game of Thrones Indonesia, sepakat
bahwa jalan cerita GoT merupakan kekuatan utama serial yang diadaptasi dari
novel A Song of Ice and Fire tersebut. Menurut Ismanto Hadi, ketua dari
komunitas ini, kisah dalam GoT tak hanya sekedar cerita mengenai kerajaan.
“Ternyata lebih dalam dari itu. Ada politiknya, ada moralnya, dan kita tidak
bisa suka hanya pada satu karakter,” ujar Hadi.
Hal itu lah yang menurut Hadi membuat GoT disukai oleh banyak
orang. Hadi bercerita, saat pertama kali menonton serial ini, dia langsung
tertarik dan secara maraton menonton dari musim pertama hingga keenam. “Saya
memang baru menonton GoT saat serial ini memasuki season 6. Setelah itu, ada
teman yang menawarkan untuk membuat nobar selama satu season. Ya sudah,
sekalian dibikin komunitasnya,” katanya.
Hadi mengatakan keanggotaan komunitas ini tidak mengikat.
“Yang penting datang saja kalau ada acara,” ujar pria berusia 37 tahun itu.
Saat ini, akun media sosial Game of Thrones Indonesia di Instagram telah
diikuti lebih dari 500 orang. Namun, anggota yang aktif sekitar sepuluh orang.
Kesepuluh anggota itu lah yang kerap menjadi panitia ketika komunitas ini
menggelar nobar. “Setiap bulan kami selalu bikin nobar saat episode baru GoT
keluar,” ujar Hadi.***
Artikel ini dimuat di Koran Tempo Akhir Pekan 16-17 September 2017